Tafsir Surah Ar-Rahman: 56-58 | tentang Bidadari di Surga, Kecantikan, mata jeli, putih seperti mutiara


Surah Ar-Rahman adalah surah yang sangat populer untuk dibaca, karena didalamnya terdapat suatu pemberian yang diberikan oleh Allah kepada para hambanya, baik itu mengenai isi surga yang dijanjikan kepada orang yang bertaqwa, bahkan peringatan azab bagi orang yang melakukan perbuatan yang dimurkai Allah. Berikut ini admin akan mengulas sedikit isi surah Ar-Rahman yang mengenai tentang Bidadari-bidadari di surga.

DALIL AYAT SURAH AR-RAHMAN [55] : 56 - 58


Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

فِيهِنَّ قَـٰصِرَٰتُ ٱلطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَآنٌّ ﴿٥٦﴾ فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿٥٧﴾ كَأَنَّهُنَّ ٱلْيَاقُوتُ وَٱلْمَرْجَانُ ﴿٥٨

“ Didalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. (QS. Ar-Rahman [55]: 56 – 58)

Free to share

TAFSIR IBNU KATSIR


فِيهِنّ

Didalam Surga itu ( Ar-Rahman: 56 )
Yakni di atas hamparan permadani

قَـٰصِرَٰتُ ٱلطَّرْفِ

Ada bidadari-bidadari yang sopan menundukan pandangannya (Ar-Rahman: 56)
Yaitu selalu menundukan pandangannya kepada selain suami mereka dan tidak ada sesuatu pun yang mereka lihat di dalam surga itu yang lebih menawan bagi mereka selain dari suami-suami mereka. Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Qatadah, Ata Al-Khurrasani dan Ibnu Zaid.

Menurut suatu riwayat, seseorang dari bidadari-bidadari itu berkata kepada suaminya, “Demi Allah, aku belum pernah melihat sesuatu pun yang lebih indah dan lebih tampan selain dari engkau, dan tiada sesuatu pun didalam surga ini yang lebih kucintai selain dari engkau. Maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dirimu untukku dan menjadikan diriku untukmu.

لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَآنٌّ 

“Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. (Ar-Rahman: 56)
Bahkan mereka tetap dalam keadaan perawan dan berusia muda setara dengan suami mereka. Tiada seorang pun yang menyentuh mereka sebelum suami mereka, baik dari kalangan manusia maupun jin. (Ayat ini merupakan suatu dalil yang menunjukan bahwa jin yang mukmin masuk surga) 

Artah Ibnul Munzir mengatakan bahwa Damrah Ibnu Habib pernah ditanya, “Apakah jin yang mukmin masuk surga?” maka ia menjawab. “Ya, dan bahkan mereka kawin; bagi jin laki-laki ada istrinya dari jin perempuan, sebagaimana manusia laki-laki kawin dengan manusia perempuan.” Damrah Ibnu Habib melanjutkan, bahwa demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: “Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. . Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah kamu dustakan? (Ar-Rahman: 56 - 57)

Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala. Menggambarkan ciri khas bidadari- bidadari itu kepada calon suami-suami mereka, melalui firman-Nya:

كَأَنَّهُنَّ ٱلْيَاقُوتُ وَٱلْمَرْجَانُ

“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58)
Mujahid, Al-Hasan, dan Ibnu Zaid serta selain mereka mengatakan bahwa yang dimaksud ialah sejernih yaqut dan seputih marjan, dan yang dimaksud dengan marjan disini adalah mutiara.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ، حَدَّثَنَا عُبِيدة بْنُ حُمَيْد، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ الْأَوْدِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الْمَرْأَةَ مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ليُرى بَيَاضُ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِ سَبْعِينَ حُلَّةً مِنَ الْحَرِيرِ، حَتَّى يُرَى مُخُّهَا، وَذَلِكَ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: {كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ} ، فَأَمَّا الْيَاقُوتُ فَإِنَّهُ حَجَرٌ لَوْ أَدْخَلْتَ فِيهِ سِلْكًا ثُمَّ اسْتَصْفَيْتَهُ لَرَأَيْتَهُ مِنْ وَرَائِهِ".

“Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Hatim, telah menceritakan kepada kami Ubaid Ibnu Humaid, dari Ata Ibnus Sa’ib, dari Amr Ibnu Maimun Al-Audi, dari Abdullah Ibnu Mas’ud, dari Nabi shalallahu’alaihi wa sallam. Yang telah bersabda: Sesungguhnya seorang wanita dari kalangan istri ahli surga benar-benar betisnya yang putih dapat terlihat dari balik tujuh lapis pakaian sutra (yang dikenakannya), hingga tulang sumsumnya dapat terlihat. Yang demikian itu disebutkan di dalam firman-Nya: “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58), Yakut adalah batu permata yang seandainyaengkau masukkan ke dalamnya seutas benang dan engkau bersihkan batu permata itu, niscaya engkau dapat melihat benang itu.

Hal yang semisal itu telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi melalui Hadits Ubaidah ibnu Humaid dan Abul Ahwas, dari Ata ibnus Sa’ib dengan sanadnya yang sama. Imam Turmuzi telah meriwayatkannya pula secara mauquf, kemudian ia mengatakan bahwa riwayat yang mauquf inilah yang paling shahih.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِين، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لِلرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ زَوْجَتَانِ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، عَلَى كُلِّ وَاحِدَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً، يُرى مُخُّ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِ الثِّيَابِ".

“Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammid ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Anas, dari Muhammad ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, dari Nabi shalallahu’alaihi wa sallam. Yang telah bersabda: Bagi seorang lelaki ahli Surga ada dua orang isri dari kalangan bidadari yang barmata jeli, yang  masing-masing darinya mengenakan tujuh puluh perhiasan (pakaian): tulang sumsum betisnya kelihatan dari balik pakaian-pakaian (yang dikenakannya).

Imam Ahmad meriwayatkan hadits ini secara tunggal melalui jalur ini.

وَقَدْ رَوَاهُ مُسْلِمٌ مِنْ حَدِيثِ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عُلَيَّة، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ قَالَ: إِمَّا تَفَاخَرُوا وَإِمَّا تَذَكَّرُوا، الرِّجَالُ أَكْثَرُ فِي الْجَنَّةِ أَمِ النِّسَاءُ؟ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: أو لم يَقُلْ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَالَّتِي تَلِيهَا عَلَى أضْوَأ كَوْكَبٍ دُرّي فِي السَّمَاءِ، لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ اثْنَتَانِ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ، وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ"

“Imam Muslim telah meriwayatkan melalui hadits Ismail ibnu Aliyyah, dari Ayyub, dari Muhammad Ibnu Sirin yang mengatakan bahwa barangkali mereka (para tabi’in) merasa berbangga diri atau saling mengingatkan, timbul pertanyaan dari mereka, “Kaum lelakilah yang paling banyak menghuni surga ataukah kaum wanita? “Maka Abu Hurairah radiallahu’anhu menjawab, bahwa bukankah Abul Qasim (yakni Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam) pernah bersabda: “ Sesungguhnya rombongan yang pertama masuk surga rupa mereka seperti rembulan dimalam purnama, dan rombongan yang berikutnya seperti bintang yang bercahaya cemerlang dilangit. Bagi masing-masing dari mereka ada dua orang istri, yang tulang sumsum betisnya dapat terlihat dari balik dagingnya, dan tidak ada seorang pun yang melajang di dalam surga. 

Hadits ini diketengahkan didalam kitab Ash-Shahihain melalui Hammam ibnu Munabbih dan Abu Zar’ah, dari Abu Hurairah radiallahu’anhu.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ، عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَغَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَلَقَابُ قَوْسِ أَحَدِكُمْ -أَوْ مَوْضِعُ قَيْدِهِ -يَعْنِي: سَوْطَهُ-مِنَ الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَلَوِ اطَّلَعَتِ امْرَأَةٌ مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ لَمَلَأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيحًا، وَلَطَابَ مَا بَيْنَهُمَا، ولنَصِيفها عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا".

”Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Talhah, dari Humaid, dari Anas, bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda: Sesungguhnya berpagi hari atau berpetang hari di jalan Allah adalah lebih baik (pahalanya) daripada dunia dan seisinya. Dan sesungguhnya tempat sebesar busur panah seseorang diantara kalian atau tempat cemetinya didalam surga adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan sekiranya seorang wanita dari kalangan penghuni surga muncul di bumi ini, niscaya aromanya benar-benar akan memenuhi kawasan diantara keduanya (surga dan bumi), dan niscaya akan menjadi harumlah semua yang ada diantara keduanya. Dan sesungguhnya kain kerudung yang dikenakan di kepalanya jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya. Imam bukhari meriwayatkan hadits ini melalui Abu Ishaq, dari Humaid, dari Anas dengan lafadz yang semisal.

Wallahu’alam bishawab

KESIMPULAN

Sungguh indah pemberian Allah, yuk sama-sama kita meraih rahmatnya agar kita kembali kepada tempat semula kita dari ayah kita yaitu Adam ‘alaihi sallam disurga, memperbaiki diri, dan selalu berbuat kebaikan disetiap kehidupan yang Allah berikan kepada kita, gunakan lah kehidupan ini sebaik mungkin agar Allah meridhai kita sebagai hambanya.

Semoga artikel ini bermanfaat
Jangan lupa tinggalkan secarik komentar di bawah
Dukung website ini dengan Subscribe youtube, dan follow instagram dailymuslim_id
Barakallahu fikum
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

ARTIKEL DAILYMUSLIM_ID
Artikel ini dibuat pada tanggal 8 Syawal 1440 H / 11 Juni 2019 M

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Fatih (ide)
Tanzil.net (ayat yang dipakai di blog)
Tafsir  ibnu katsir online (Tafsir dalil ayat)

0 Response to "Tafsir Surah Ar-Rahman: 56-58 | tentang Bidadari di Surga, Kecantikan, mata jeli, putih seperti mutiara"

Post a Comment

Donasi Dakwah
Dailymuslim_id
gambar
Operasional Website, Domain, maintenance, editor, jaringan, dll. yuk donasi melalui :

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel